Beberapa tahun lalu mungkin tak pernah terbayang akan ada kuliah esports secara formal di universitas. Seiring dengan makin berkembangnya industri gaming, sekarang hal semacam itu tampak masuk akal. Baru-baru ini universitas di Amerika Serikat secara resmi meluncurkan program pendidikan esports mereka.
Pada minggu pertama mereka di kelas, para siswa memainkan video game FPS di sebuah studio yang fresh. Ini adalah pengantar perkuliahan mereka untuk meraih gelar akademis esports.
Dilansir dari CBS News, kampus yang dimaksud adalah Universitas Staffordshire, salah satu dari beberapa kampus yang meluncurkan program ini. Mereka mengklaim tujuan membuka program kuliah esports ini sebagai kebutuhan industri. Diharapkan nantinya terbentuk para profesional esports yang terampil dari universitas mereka.
Sebelumnya, Universitas Shenandoah, Becker College dan The Ohio State University sudah terlebih dahulu memulai ide ini. Ohio State bahkan siap meluncurkan jurusan studi esports yang akan mencakup penerapan game untuk kesehatan.
okezone
Ryan Chapman, seorang siswa berusia 18, mengatakan orang tuanya sempat skeptis tentang esports. Mereka belum menyadari bahwa ini adalah video gaming yang kompetitif.
“Sekarang mereka mengerti seberapa besar industri ini telah berkembang. Mereka benar-benar mendukung untuk itu karena ini adalah industri yang bagus untuk memulai,” kata Chapman. Dia adalah salah satu siswa yang bermain Counter-Strike di perkuliahan tersebut.
Universitas Staffordshire tahun lalu meluncurkan program sarjana dan magister esports. Di mana para siswa belajar keterampilan pemasaran dan manajemen yang telah disesuaikan dengan industri. Pada musim gugur tahun ini, mereka kabarnya akan memperluas program ke London
Sementara itu beberapa kampus di Inggris juga sudah memulai program sarjana esports, termasuk Universitas Chichester. Di Asia sendiri, esports mengalami pertumbuhan yang pesat. Sekolah-sekolah di Singapura dan Tiongkok bahkan sudah menawarkan kursus untuk ini.
wordpress
Bukan hanya di tingkat perguruan tinggi saja yang menambahkan esports ke dalam kurikulum mereka. Tetapi, lebih dari 100 sekolah menengah di AS telah meluncurkan program esports khusus. Mereka berjalan beriringan dengan tim sepak bola dan American football.
Beberapa perguruan tinggi, seperti University of California, bahkan memberikan beasiswa kepada para pemain top. Itu sebagai upaya untuk membujuk agar mereka mau untuk mendaftar di sana. Biasanya, hal ini hanya berlaku bagi para atlet olahraga saja.
Munculnya program sarjana esports di universitas besar Amerika Serikat ini tak lepas dari melonjaknya pasar esports global. Diperkirakan industri ini akan mengalami pelonjakan hingga $1,1 Miliar tahun ini. Nilai itu naik $230 Juta dari 2018 untuk pertumbuhan sponsor, penjualan barang dan penjualan tiket.
Perusahaan riset Newzoo juga memperkirakan pemirsa esports global tumbuh tahun ini menjadi sekitar 454 Juta. Baik saat mereka menyaksikan siaran langsung di Twitch atau Mixer.
bola.com
Turnamen Esports telah menjadi fenomena budaya dan mulai menyaingi event olahraga tradisional. Kompetisi besar diadakan di sebuah arena di mana ribuan penggemar hadir untuk menonton nama-nama besar bertanding.
Waralaba Liga Esports memiliki tempat tersendiri di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Nama besar seperti Tyler "Ninja" Blevins dapat menghasilkan jutaan dolar hadiah dan penawaran kerja sama. Esports bahkan diatur untuk menjadi salah satu cabang perebutan medali di SEA Games Filipina pada bulan November 2019.
Di AS, banyak perguruan tinggi yang telah menawarkan kompetisi esports di tingkat universitas selama bertahun-tahun. Beberapa sekolah mengambil langkah lebih jauh dengan menambahkan kursus dalam ekstrakurikuler.
Adanya gelar sarjana esports ini tentu akan memengaruhi perubahan ekonomi. Potensi bisnis yang menjanjikan membantu meredakan kekhawatiran orang tua tentang biaya kuliah esports. Di Inggris, biaya kuliah standar ditetapkan sebesar $11.430 setahun dan $36.000 di AS.
