Intel World Open akan menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia esports internasional. Street Fighter V dan Rocket League dimasukkan dalam rencana agenda turnamen pra-Olimpiade Tokyo 2020. Ada beberapa hal yang membuat turnamen ini terlihat sangat epic dan menjadi titik balik esports.
Memang esports masih sering menimbulkan pro dan kontra dalam dunia olahraga yang sesungguhnya. Namun, ini dinilai sebagai gesekan yang tidak ada artinya. Pasalnya, di arena esports para pemain juga harus berlatih tanpa henti untuk menjadi yang terbaik di dunia.
Sementara dalam dunia olahraga, puncak kompetisi adalah Olimpiade. Turnamen ini telah berusia lebih dari seabad dalam formatnya saat ini. Olimpiade Musim Panas sendiri menampilkan lebih dari 200 negara yang bersaing dalam puluhan cabang.
dotesports
Akan tetapi, esports masih belum mendapatkan tempat di turnamen multi-olahraga karena beberapa hal. Di antaranya banyak pihak yang tidak dapat memisahkan antara kekerasan virtual dengan kekerasan di dunia nyata. Namun, berkat Intel, kompetisi game akan mengambil langkah besar tahun depan.
Dilansir dari Red Bull, Intel World Open akan membawa beberapa gamer terbaik dari seluruh dunia langsung ke ambang pintu Olimpiade. Turnamen ini menunjukkan para pemain terbaik dari negara-negara di seluruh dunia dan bersaing dalam dua ‘cabang’.
Yang pertama adalah Street Fighter V, dengan hadiah total $250.000. Mark Chang, Kepala Intel Gaming, menjelaskan alasannya.
“Ada sangat sedikit permainan yang bisa menyaingi Street Fighter,” kata Chang dalam sebuah wawancara. “Capcom sudah memiliki sejarah esports yang kaya dengan turnamen Piala Capcom tahunan mereka."
“Dengan World Open yang kami buat, itu membuka peluang bagi ‘Warriors’ baru di seluruh dunia untuk bangkit dan bersaing. Mencari kemenangan di panggung kami dan mewakili negara mereka.”
Game lainnya adalah Rocket League, yang juga menawarkan hadiah senilai $250.000.
“Hal yang hebat tentang Rocket League bahwa itu adalah permainan yang universal,” kata Chang. “Ini seperti bermain sepak bola sambil mengendarai mobil buggy. Game tersebut dapat diakses oleh semua orang, mudah dimainkan dan dinikmati.
“Sangat mudah bagi gamer dan non-gamer untuk memahami permainan itu. Dan kami sangat menantikan untuk melihat yang terbaik dari para pemain terbaik bersaing di turnamen kami.”
Sebagai pengenalan esports kepada dunia, keduanya adalah pilihan game yang fantastis. Street Fighter V adalah permainan yang sangat rumit di tingkat atas, tetapi sebagai penonton ini cukup mudah dipahami. Pemain dengan health lebih banyak di bar pada bagian atas layar akan menang.
Rocket League juga serupa, permainan yang sangat sederhana untuk dimainkan. Seperti dikatakan oleh Chang, bermain sepak bola dengan mobil adalah sesuatu yang hampir semua orang bisa paham.
Aksesibilitas itu adalah alasan utama mengapa Rocket League layak dipertandingkan dalam event ini. Itu adalah contoh sempurna dari tiga faktor kunci untuk menciptakan esports yang populer. Pertama adalah kemampuan bermain yang tinggi, kemampuan untuk ditonton dan dukungan.
Street Fighter V juga memiliki nilai yang baik untuk faktor-faktor tersebut, tetapi ada faktor lain yang juga mendukungnya.
“Kami memilih Street Fighter karena sejarahnya, popularitasnya dan sebagai penghormatan kepada tuan rumah, Jepang.” Dan itu benar-benar adil karena ini adalah permainan Jepang oleh pengembang dan penerbit Jepang.
Yang belum bisa diketahui saat ini adalah bagaimana kualifikasinya dan format turnamen yang akan digunakan. Namun yang terpenting pemain harus memenuhi syarat untuk menjadi perwakilan negaranya melalui kualifikasi online.
Kemudian tim nasional akan bersaing di acara kualifikasi langsung di Katowice, Polandia. Event itulah yang akan menentukan tim mana yang menuju ke final Intel World Open di Tokyo pada 22-24 Juli 2020. Yang mana jadwalnya berakhir tepat sebelum dimulainya Olimpiade Musim Panas.
Ingin tahu seputar bisnis esports lainnya? Makanya, ikuti terus INDOESPORTS!
